PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SENI
A. Studi Pendidikan
Studi pendidikan adalah upaya yang dilakukan seseorang atau sekelompok
orang dalam rangka memahami pendidikan atau menghasilkan system konsep
pendidikan. Studi pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan membaca
buku tentang pendidikan, diskusi tentang pendidikan ,penelitian ilmiah
tentang pendidikan, dan berfilsafat tentang pendidikan. Contoh studi
pendidikan : seorang mahasiswa UPI sedang membaca buku ‘Landasan
Pendidikan”, Sekelompok orang sedang berdiskusi atau melaksanakan
seminar dengan tema ‘Peranan sekolah dalam Memebina Integrasi Bangsa”,
Metode kerja dalam studi pendidikan. Studi pendidikan dapat dilakukan
orang melalui metode atau cara kerja tertentu, yaitu : (1) metode kerja
awam, (2) metode ilmiah, dan (3) metode filsafiah.
B. Ilmu Pendidikan
Istilah ilmu berasal dari kata alama (bahasa arab) yang artinnya
pengetahuan. Dalam bahasa latin dikenal kata scire (sebagai asal kata
science) juga berarti pengetahuan. Jenis pengetahuan diklasifiksikan
orang menjadi : revealed knowledge, intuitif knowledge, rational
knowledge, empirical knowledge, dan authoritative knowledge.
Ilmu pendidikan berdasarkan definisi ilmu sebagaimana dikemukakan
diatas, kita dapat mendefinisikan ilmu pendidikan sebagai system
pengetahuan tentang fenomena pendidikan yang dihasilkan melalui
penelitian dengan menggunakan metode.
Karakteristik ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan antara lain memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Objek studi; Objek studi ilmu meliputi berbagai hal sebatas yang
dapat dialami manusia. Setiap ilmu memiliki objek material dan objek
formal tertentu.
b. Metode ; Ilmu menggunakan metode ilmiah, demikan pula ilmu
pendidikan. Ilmu pendidikan menggunakan metode kualitatif dan / atau
metode kuantitatif. Penggunaan metode tersebut tergantung kepada sifat
masalah dan objek penelitiannya.
c. Isi: Isi ilmu juga ilmu pendidikan dapat berupa konsep, aksioma,
postulat, prinsip, hukum teori, dan model yang disusun secara
sistematis.
d. Fungsi: Ilmu adalah menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol
e. Ilmu pendidikan menggunakan ilmu-ilmu lain dalam mempelajarai pendidikan.
Sistematika ilmu pendidikan, Mengacu kepada sistematika pedagogic dari
M.J. Langeveld, Madjid Noor dan J.M Daniel (1987) mengklasifikasikan
ilmu pendidikan menjadi sebagai berikut :
a) Ilmu pendidikan Teoritis
b) Ilmu Pendidikan Praktis
c) Ilmu Pendidikan Luar Biasa /Orthopedagogik.
C. Praktik Pendidikan
Praktik pendidikan adalah upaya yang dilakukan seseorang atau sekelompok
orang dalam rangka memfasilitasi peserta didik agar peserta didik
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
1. Praktek Pendidikan Sebagai Panduan Ilmu dan Seni
Pendidikan sebagai panduan ilmu dan seni dikemukakan oleh A.S
Neil.Menurutnya “Mendidika dan mengajar bukanlah hanya suatu ilmu, tapi
adalah seni. Mendidik yang diartikan sebagai seni ialah sebagaimana kita
dapat hidup dengan anak-anak dan dapat mengerti anak-anak sehingga
seolah-olah kita menjadi seperti anak-anak.Gramophone dapat menyajikan
pelajaran dengan baik, tetapi hal seperti itu tidak dapat menemukan
suatu hubungan yang vital dengan anak-anak.
Pandangan bahwa mengajar (mendidik) tidaklah seni semata, tetapi juga
ilmu dikemukakan pula oleh Charles Silberman. Silberman antara lain
menyatakan : “yakin mengajar-sepert praktek kedokteran-banyak merupakan
suatu seni, yang memerlukan latihan bakat dan kreativitas. Tetapi
seperti kedokteran, mengajar adalah juga – atau hendaknya menjadi sebuah
ilmu, karena berkenaan dengan suatu perbendaharaan teknik-teknik,
prosedur-prosedur, dan kecakapan-kecakapan yang dapat dipelajari dan
diterangkan secara sistematis, dan oleh karena itu ditransmisikan dan
dikembangkan” (Redja Musyahardjo).
Demikianlah, pandangan pendidikan sebagai seni tidak perlu
dipertentangkan dengan pandangan pendidikan sebagai ilmu. Pendidik
memerlukan ilmu pendidikan dalam rangka memahami dan mempersiapkan suatu
praktek pendidikan, namun dalam prakteknya pendidik harus kreatif,
scenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja,
pendidik perlu melakukan improvisasi.
LANDASAN FILOSIFIS PENDIDIKAN
Didalam khasanah teori pendidikan terdapat berbagai aliran filsafat
pendidikan antara lain Idelisme, Realisme, Pragmatisme, Scholatisme,
konstruksivisme, dll. Namun demikian kita mempunyai filsafat pendidikan
nasional tersendiri, yaitu Pancasila.
1. Idealisme dan Realisme
a. Konsep Filsafat Umum Idealisme
Para filsuf Idealisme mengklaim bahwa hakikat realitas bersifat
spiritual. Hal ini sebagaimana dikemukakan Plato, bahwa dunia yang kita
lihat, kita sentuh dan kita alami melalui indera bukanlah dunia yang
sesungguhnya, melainkan suatu dunia bayangan (a copy world).
b. Implikasi terhadap Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah untuk membantu perkembangan pikiran dan diri
pribadi (self) siswa. Sebab itu, sekolah hendaknya menekankan
aktifitas-aktifitas intelektual, pertimbangan-pertimbangan moral,
pertimbangan-pertimbangan estetis, realisasi diri, kebebasan,
tanggungjawab, dan pengendalian diri demi mencapai perkembangan pikiran
dan diri pribadi (Callahan and Clark, 1983). Dengan kata lain pendidikan
bertujuan untuk membantu pengembangan karakter serta mengembangkan
bakat manusia dan kebajikan social” (Edward J.Power, 1982).
2. Realisme
a. Konsep Filsafat Umum
Jika filsuf Idealisme menekankan pikiran, jiwa/spirit/roh sebagai
hakikat realitas, sebaliknya para filssuf Realisme bahwa dunia terbuat
dari sesuatu yang nyata, substansial dan material yang hadir dengan
sendirinya (entity).
b. Implikasi terhada Pendidikan
Tujuan pendidikan. Pendidikan bertujuan agar para siswa dapat bertahan
hidup di dunia yang bersifat alamiah, memperoleh keamanan dan hidup
bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar